BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam.media tanam
yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yangingin ditanam.
menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda
habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah
memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda. Secara umum, media tanam
harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara,
dan dapat menahan ketersediaan unsur hara. jenis media tanam yang digunakan
pada setiap daerah tidak selalu sama.
Populasi
mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini sangatlah besar dan cukup
kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita seperti
mulut, saluran pencernaan dan kulit. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup
besar. Sebagai contoh, sekali kita bersin dapat menebarkan beribu- ribu
mikroorganisme. Udara, tanah, dan air yang merupakan komponen alam sebagai
tempat tinggal kita juga dihuni oleh beragam mikroorganisme. Jenis
mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapang dan sebagainya. Tanah
merupakan salah satu media yang menjadi tempat tumbuh tanaman dan habitat baik
mikroorganisme maupun makroorganisme.
Mikroorganisme antagonis kebanyakan adalah
jamur dan bakteri, yang akan dibicarakan secara agak detail pada
halaman-halaman berikut. Kecuali jamur (fungi) dan bakteri, telah diketahui
pula bahwa beberapa mikroba lainnya juga juga dapat dikembangkan menjadi
fungisida dan bakterisida mikrobiologi, misalnya nematoda pemakan jamur
Aphelenchus avenae merupakan parasit bagi Rhizoctonia dan Fusarium, Amoeba
Vampyrella merupakan parasit bagi jamur patogen Cochliobolus sativus dan
Gaeumannomyces graminis. Dari banyaknya gangguan yang disebabkan oleh mikroba
maka digunakan isolasi terhadap mikroba yang menyebabkan gangguan terhadap
tanaman. Prinsip pada metode isolasi mikroba adalah mengencerkan mikroorganisme
sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme
lainnya.
Mikroorganisme
ini ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan bagi tanaman dilihat dari
fungsinya. Salah satu mikroorganisme tanah yang dapat merugikan bagi tanaman
adalah nematoda yang dapat menyebabkan bagian tanaman menjadi berpuru dan mengganggu
pertumbuhan tanaman. Untuk mengetahui bahwa nematoda dapat merugikan bagi
tanaman dilakukan pengujian yang digunakan media tanah sebagai tempat hidup
tanaman dan nematoda tersebut.
1.2
Tujuan
Untuk menguji
dan mengetahui populasi nematoda dan patogen tanah pada tanaman indikator.
BAB
2 TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme
merupakan salah satu makluk hidup yang dapat hidup pada ekosistem maupun dalam
tubuh makluk hidup lainnya. Mikroorganisme terdapat beberapa yang menguntungkan
bagi makluk hidup lainnya tetapi ada juga yang dapat merugikan bagi makluk
hidup lainnya. Menurut habitatnya mikrooganisme ada yang hidup di udara, tanah,
tubuh makluk hidup, dan ada juga yang hidup di air. Sedangkan menurut kebutuhan
oksigennya mikroorganisme ada yang aerob (membutuhkan oksigen) maupun ada juga
yang anaerob (tidak membutuhkan oksigen). Mikroba tanah yang bersifat anaerob
biasanya terletak pada lumpur yang tergenang air dan tidak ada oksigen yang
cukup (Hindersah, dkk, 2007). Salah satu
mikroorganisme yang bersifat parasit bagi tanaman seperti nematoda, bakteri dan
jamur. Pada dasarnya mikroba terseebut berhabittat didalam tanah dan menyerang
tanaman. Sedangkan mikroorganisme yang dapat menguntungkan tanaman seperti
jamur mikoriza, bakteri penambat N bebas, dan nematoda patogen serangga.
Nematoda
merupakan salah satu mikroorganisme yang dapat menguntungkan bagi tanaman
maupun ada juga yang dapat merugikan tanaman. Nematoda ini habitatnya terdapat
didalam tanah. Nematoda biasanya yang menyerang pada tanaman menyebabkan
tanaman tersebut layu, menguning bahkan dapat menjadi mati apabila serangan
nematoda tersebut sudah parah. Isolasi nematoda digunakan untuk mengetahui
jenis nematoda dan cara nematoda tersebut menyerang tanaman. Nematoda patogen
tanaman biasanya dalam mulutnya terdapat alat yang disebut stilet biasanya
nematoda ini menyeran akar, daun, batang dan biji. Sedangkan nematoda
entomopatogen biasanya tidak menyerang dan merugikan tanaman tetapi menjadi
predator bagi nematoda lainnya maupun menjadi patogen serangga (Sutedjo, dkk,
1991).
Tanaman tomat (Solanum lycopersicum
syn. Lycopersicum esculentum) adalah tumbuhan
dari keluarga Solanaceae,
tumbuhan asli Amerika
Tengah dan Selatan,
dari Meksiko
sampai Peru.
Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3
meter (Hastopo, dkk, 2008). Tomat termasuk sayuran buah yang sangat digemari.
Banyak sekali penggunaan buah tomat, antara lain sebagai bumbu sayur, lalap,
makanan yang diawetkan (saus tomat), buah segar, atau minuman (juice). Selain
itu, buah tomat banyak mengandung vitamin A, Vitamin C, dan sedikit vitamin B.
Tanaman ini sangat banyak dibudidayakan di Indonesia sebagai komoditas pangan
bagi masyarakat Indonesia.
Budidaya tomat
ini merupakan salah satu komoditas holtikultura yang memiliki nilai ekonomi
yang tinggi karena tanaman ini memiliki beberapa manfaat yang telah disebutkan
diatas. Pada umumnya tanaman tomat hanya cocok ditanam pada daerah dataran
tinggi tetapi beberapa penelitian tanaman ini dapat ditanaman pada daerah
dataran rendah. Kemampuan tanaman tomat untuk menghasilkan produk yang tinggi
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi iklim, unsur hara yang
disediakan didalam tanah, penggunaan pupuk yang optimal dan lain-lain (Susila,
Anas D, 2006).
Budidaya tomat
ini biasanya memiliki beberapa kendala yang dapat menurunkan produksi tanaman
ini. Salah satu kendala yang dapat menurunkan hasil tanaman tomat adalah hama
dan penyakit yang berasal dari media tanaman maupun dari hama serangga.
Nematoda merupakan salah satu hama yang menyerang tanaman tomat yang
menyebabkan puru pada bagian tanaman. Umumnya nematoda yang menyerang tanaman
tomat adalah nematoda parasit. Umumnya perkembangan nematoda parasit tanaman
terdiri dari tiga fase yaitu larva I sampai larva IV dan nematode dewasa. Semua
spesies nematoda puru akar memiliki siklus hidup yang sama . Lama siklus hidup
nematoda puru akar sekitar 18 – 21 hari atau 3 – 4 minggu dan akan menjadi lama
pada suhu yang dingin (Agrios, 1996).
BAB
3 METODOLOGI
3.1
Tempat dan Waktu Praktikum
Pelaksanaan
praktikum acara uji biologi adanya hama dan penyakit dalam tanah bertempat di
Laoratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan,
Fakultas Pertanian, Universitas Jember. Sedangkan waktu pelaksanaan praktikum
yaitu pada tanggal 27 April 2012, pukul 07.00- selesai.
3.2
Alat dan Bahan
3.2.1
Alat
1. Bak
pembibitan/Pot plastik
2. Timba
plastik
3. Mikroskop
3.2.2
Bahan
1. Media
tanam
a. Tanah
b. Pasir
+ Bahan Organik
c. Sekam
+Pupuk + Bahan Organik
2. Bibit
Tomat (Sebagai tanaman indikator)
3.3
Cara Kerja
1. Memasukkan
beberapa macam media tanam kedalam timba plastic/pot plastic masing-masing
sesuai perlakuan dan jumlah mahasiswa (kelompok mahasiswa)
2. Menanami
masing-masing timba plastic yang berisi media tanam dengan tanaman indicator
(bibit tomat), mendengarkan petunjuk asisten juga
3. Tanaman
indicator dipelihara dengan baik agar tidak mati dan setiap hari dilakukan
pengamatan dan hitung jumlah tanaman yang menunjukan gejala dan mendeskripsikan
gejalanya untuk menyimpulkan penyebab nematodanya
4. Menumbuhkan
tanaman terus sampai berumur 28 hari setelah tanam
3.4
Pengamatan
1.
Mengamati adanya gejala
atau hal lain yang timbul di atas permukaan tanah misalnya tanaman layu,
menguning, daun mengelintir, gulama yang tumbuh dan lain-lain dilakukan setiap
hari atau tiga hari sekali. Selanjutnya tentukan penyebab penyakitnya berdasar
pada gejala yang muncul serta jenis-jenis gulama yang tumbuh
2.
Memasukkan data-data
yang diperoleh ke dalam table pengamatan kemudian cari kesimpulannya
BAB
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Tabel 1. Parameter pengamatan uji
biologi tanah dengan indikator tanaman tomat pada ulangan ke-3
Keterangan
:
HCL
: Hijau coklat layu BH: bercak hijau Ab: abnormal
L
: lunak BP:
bercak putih k: keras
M
: mati BCH:
bercak coklat hijau H: hijau
N
: normal BK: bercak
kuning BCK: bercak coklat
kuning
4.2
Pembahasan
Dari pratikum
yang telah dilakukan telah diperoleh data diatas dan telah mengamati selama 21
hari terdapat 2 data yaitu data kelompok dan data golongan. Data golongan yang
menggunakan media tanam yaitu KNO, SNO, BNO dan tanah pisang menunjukkan
beberapa perubahan seperti warna daun, kondisi batang, dan bentuk tanaman dalam
21 hari pengamatan. Pada tanah KNO tanaman tomat hari ke-7 untuk kondisi
batang, warna daun dan bentuk tanaman rata-rata masih belum ada perubahan yaitu
menunjukkan hijau, keras dan normal. Pada hari ke-14 dengan media tanam KNO
menunjukkan perubahan fisik secara nyata dengan warna daun, kondisi batang dan
bentuk tanaman dengan perubahan hijau kekuningan, bercak putih, keras dan
normal. Sedangkan pada hari ke-21 terdapat perubahan fisik pada warna daun,
kondisi batang dan bentuk tanaman dengan perubahan warna daun bercak kuning dan
bercak putih, kondisi batang dengan tidak ada perubahan yaitu tetap keras dan
bentuk tanaman normal. Perubahan tersebut terjadi pada setiap pot tanaman tomat
dengan media tanam KNO. Pada tanah SNO tanaman tomat hari ke-7 untuk kondisi
batang, warna daun dan bentuk tanaman ada perubahan yaitu menunjukkan warna
daun hijau dan hijau coklat, kondisi batang keras dan layu pada pot ke-4 dan
bentuk tanaman normal, abnormal dan mati pada pot ke-4 dan pada pot ke-2. Pada
hari ke-14 dengan media tanam SNO menunjukkan perubahan fisik secara nyata
dengan warna daun, kondisi batang dan bentuk tanaman dengan perubahan warna
daun yaitu bercak hijau dan bercak putih, kondisi batang yaitu keras, layu dan
mati pada pot ke-3 dan ke-4 dan kondisi tanaman yaitu normal, abnormal dan mati
pada pot ke-3 dan ke-4. Sedangkan pada hari ke-21 terdapat perubahan fisik pada
warna daun, kondisi batang dan bentuk tanaman dengan perubahan warna daun
bercak hijau, bercak kuning dan bercak putih pada pot ke-1 sampai 3, kondisi
batang dengan perubahan keras, layu dan mati dalam pot yang berbeda dan bentuk
tanaman normal, abnormal dan mati. Perubahan tersebut terjadi pada setiap pot
tanaman tomat dengan media tanam SNO.
Pada tanah BNO
tanaman tomat hari ke-7 untuk kondisi batang, warna daun dan bentuk tanaman ada
perubahan yaitu menunjukkan warna daun hijau, hijau coklat dan hijau, kondisi
batang tetap keras dan bentuk tanaman normal. Pada hari ke-14 dengan media
tanam BNO menunjukkan perubahan fisik secara nyata dengan warna daun, kondisi
batang dan bentuk tanaman dengan perubahan warna daun yaitu hijau dan bercak
putih, kondisi batang yaitu keras dan layu pada pot ke-1 sampai pot ke-4 dan
kondisi tanaman yaitu normal dan abnormal ke-1 sampai pot ke-4. Sedangkan pada
hari ke-21 tanaman menggunakan media tanam SNO mati dalam setiap potnya.
Perubahan tersebut terjadi pada setiap pot tanaman tomat dengan media tanam
SNO.
Dari data
kelompok dalam waktu 21 hari tanaman telah mengalami perubahan fisik sebagi
indikator tanaman tersebut telah terserang penyakit.pada minggu pertama tanaman
tomat tidak banyak terjadi perubahan tetapi tinggi tanaman mengalami perubahan
karena setiap tanaman akan mengalami pertumbuhan. Untuk warna daun pada minggu
pertama selama 5 hari pengamatan tidak ada perubahan yang berarti yaitu hijau
tetapi warna daun pada hari ke-6 dan ke-7 mengalami perubahan dari hijau ke
bercak berkarat yang merupakan indikator tanaman tersebut terserang penyakit
atau kekurangan unsur hara karena untuk menentukan tanaman terserang penyakit
atau bukan perlu diketahui perubahan fisik lainnya dari tanaman tersebut baik
dalam ulangan 1,2 dan 3 dengan media tanah pisang sesuai dengan kelompok yang
telah dibagi. Untuk batang tanaman tidak ada perubahan baik pada hari pertama
sampai hari ke-7 dalam minggu pertama yaitu keras sedangkan bentuk tanaman juga
tidak mengalami perubahan yaitu normal. Hal tersebut ditunjukkan pada ulangan
1,2 dan 3 dalam media tanam yang berbeda
yaitu pada tanah pisang.
Pada minggu ke-2
pengamatan yang dilakukan selama 7 hari dengan tanaman tomat pada media tanaman
yang digunakan yaitu tanah dari daerah perakaran tanaman pisang yang dilakukan
sesuai dengan kelompok masing-masing. Untuk warna daun pada tanaman tomat baik
ulangan 1, 2 dan 3 pada media tanam yang dilakukan sesuai dengan kelompok tidak
mengalami perubahan masih sama dengan hari ke-6 dan ke-7 pada minggu pertama
pengamatan yaitu terdapat bercak hitam pada daun. Pada kondisi batang untuk
tanaman tomat juga masih sama dengan minggu pertama yaitu keras dengan bentuk
tanaman yang sama juga pada minggu pertama yaitu masih relatif normal baik
dalam ulangan 1, 2 dan 3 dengan media tanam yaitu tanah pisang. Jadi tanaman
tomat ini masih belum diketahui apakah tanaman ini terserang penyakit atau
kekurangan unsur hara atau faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Pada minggu
minggu terakhir pengamatan yaitu minggu ke-3 tanaman tomat mengalami perubahan
fisik yang begitu berarti karena dari data yang diperoleh terdapat tanaman yang
mati dan kondisi batangnya lunak dan tanaman layu. Pada hari ke-15 dan hari
ke-16 untuk warna daun pada pot 1 dan 2 dengan media tanaman tanah pisang
terdapat bercak karat pada daun tanaman baik pada ulangan 1, 2 dan 3 sedangkan
pada pot nomor 3 dan 4 warna daun terdapat bercak coklat yang berkarat tetapi
pada pot 4 dengan media tanam tanah pisang hanya terdapat bercak karat saja
sama seperti pada pot 1 dan 2. Untuk hari ke-17 sampai hari ke-21 warna daun
tanaman baik ulangan 1, 2 dan 3 pada setiap pot sama seperti hari ke-16 tetapi
terdapat tanaman yang mati pada pot nomor 3 pada media tanam tanah pisang pada
semua ulangan 1, 2 dan 3 dan juga pada pot 4 pada ulangan 3. Untuk kondisi
batang pada hari ke-15 dan hari ke-16 pada pot 1 dan 2 dengan media tanam tanah
pisang masih sama seperti minggu-minggu sebelumnya yaitu keras baik ulangan 1,
2 dan 3 sedangkan pada pot nomor 3 dan 4 kondisi batang pada pot 3 lunak layu
dengan semua ulangan sedangkan pada pot 4 hanya pada ulangan ke-3 yaitu lunak
layu. Pada hari ke-17 kondisi batang seluruh kelompok lunak layu baik pada
ulangan 1, 2 dan 3 tetapi pada pot 4 pada ulangan 1 dan 2 batangnya masih
keras. Untuk hari ke-18 sampai 21 kondisi batang sama sperti hari ke-17 yaitu
lunak layu tetapi pada pot 4 dengan ulangan 1 dan 2 keras batangnya. Pada
bentuk tanaman minggu ke-3 masih sama dengan minggu-minggu sebelumnya yaitu
normal tidak ada perubahan tetapi terdapat tanaman yang mati yaitu pada pot 3
dengan ulangan 1, 2 dan 3 dan juga pada kelompok 4 dengan ulangan 3 saja pada
hari ke-18. Dari data tersebut pada minggu ke-3 tanaman tomat terserang
penyakit yang belum diketahui jenis penyakit dan penyebabnya.
Tanaman tomat
merupakan salah satu tanaman pangan yang menjadi salah satu tanaman yang
berguna bagi manusia karena memiliki beberapa kegunaan. Budidaya tanaman ini
banyak di Indonesia tetapi petani memiliki beberapa kendala yang dapat
menurunkan produksi tanaman ini. Salah satu kendala petani adalah hama dan
penyakit yang menyerang pada tanaman tomat ini. Contoh penyakit yang menyerang
tanaman tomat seperti Penyakit bercak coklat yang disebabkan
oleh Alternaria solani dengan Gejala
daun tomat yang terserang tampak bulat coklat atau bersudut, dengan diameter
2-4 mm, dan berwarna coklat sampai hitam, Nematoda bengkak akar dengan ciri-ciri
bentuk nematoda bisul akar seperti cacing kecil sepanjang antara 200-1000 m, Penyakit
layu fusarium yang menginfeksi tanaman lewat akar, kemudian menyerang
jaringan pembuluh. Jaringan xylem yang terserang warnanya menjadi coklat dan
serangan ini dengan cepat menuju ke atas, Penyakit layu yang disebabkan
oleh Pseudomonas solanacearum dengan gejala tanaman yang diserang
penyakit ini lebih cepat layu, bercak bakteri dengan gejala adanya bercak berair kecil pada daun dan
batang; bercak berair ini akan mengering, cekung dan berwarna coklat
keabu-abuan garis tengah 1-5 mm (Sastrasuwignyo, S. 1991).
BAB
5 PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari data dan
pratikum yang telah dilakukan didapat kesimpulan sebagai berikut:
1.
Hama dan penyakit yang
menyerang tanaman tomat dapat terjadi dari media tanam maupun dari lingkungan
tanaman.
2.
Terdapat beberapa
penyakit yang menyerang tanaman tomat seperti nematoda puru akar, penyakit
layu, bercak bakteri dan lain-lain.
3.
Dari data diatas
disimpulkan bahwa penggunaan media tanam merupakan salah satu faktor yang dapat
menimbulkan penyakit.
4.
Salah satu hama yang
merugikan dalam budidaya tanaman tomat adalah nematoda.
5.2
Saran
Pratikum ini
merupakan pratikum uji biologi yang menggunakan tanaman tomat sebagai indikator
tanaman yang terserang penyakit. Untuk mengetahui tanaman tersebut terserang
penyakit atau bukan perlu mengetahui jenis-jenis penyakit dan hama yang
menyerang tanaman tomat agar dapat membedakan antara tanaman yang terserang
penyakit dan kekurangan unsur hara serta perawatan yang rutin agar dapat
membedakan tanaman yang terserang penyakit dan kekurangan nutrisi.
DAFTAR
PUSTAKA
Agrios,
N.G. (1996) Ilmu Penyakit Tumbuhan.
Terjemahan Busnia, M dan Martoredjo, T.
, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Hastopo,
dkk. 2008. Penyehatan Tanah secara
Hayati di Tanah Tanaman Tomat Terkontaminasi Fusarium oxysporum F.SP. lycopersici. Jurnal Akta Agrosia. Vol.
11(2): 180 – 187.
Hindersah,
dkk. 2007. Isolasi dan Identifikasi
Bakteri Aerob dan Fungi dari Lumpur Kolam Anaerob di Instalasi Pengolahan Air
Limbah Bandung. Jurnal Teknik
Lingkungan. Vol 13( 2): 1-4.
Sastrasuwignyo, S. 1991. Ilmu
Penyakit Tumbuhan Umum. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Fakultas Pertanian.
Bogor: IPB.
Susila,
Anas D. 2006. Panduan Budidaya Tanaman
Sayuran. Bogor: IPB.
Sutedjo,
dkk. 1991. Mikrobiologi Tanah.
Jakarta: Rienika Cipta.