BAB
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kacang
tanah dengan nama ilmiah Arachis hypogaea merupakan tanaman
polong-polongan yang termasuk anggota family Fabaceae. Kacang tanah ini
mengandung zat-zat yang penting bagi kesehatan tubuh. Oleh karena itu, kacang
tanah juga merupakan kacang-kacangan terpenting setelah kedelai. Kacang tanah kaya
akan lemak; protein yang tinggi bahkan
jauh lebih tinggi dari protein pada daging, telur dan kacang soya; zat besi;
vitamin E; vitamin B kompleks; vitamin A dan K; fosforus; lesitin, kolin dan
kalsium.
Kacang tanah
juga mengandung bahan yang dapat membina ketahanan tubuh untuk mencegah
beberapa macam penyakit. Mengkonsumsi satu ons kacang tanah lima kali seminggu
dapat mencegah penyakit jantung. Kacang tanah bekerja meningkatkan kemampuan
pompa jantung dan menurunkan resoki penyakit jantung koroner. Memakan
segenggam kacang tanah setiap hari terutama pesakit kencing manis dapat
membantu kekurangan zat. Selain itu banyak lagi manfaat kacang tanah bagi
kesehatan tubuh seperti membantu meningkatkan kesuburan, membantu mengatur gula
darah, membantu mencegah batu empedu, membantu tingkat kolesterol rendah, dan
lain-lain.
Tanaman
ini berasal dari Amerika Selatan tepatnya adalah Brazillia, namun saat ini
telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis Masuknya
kacang tanah ke Indonesia pada abad ke-17 diperkirakan karena dibawa oleh
pedagang-pedagang Spanyol,Cina,atau Portugis sewaktu melakukan pelayarannya
dari Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597 Pada tahun 1863 Holle memasukkan
Kacang Tanah dari Inggris dan pada tahun 1864 Scheffer memasukkan pula Kacang
Tanah dari Mesir Republik Rakyat Cina dan India kini merupakan penghasil kacang
tanah terbesar dunia.
Berikut
ini adalah klasifikasi Kacang Tanah:
Kerajaan:
Plantae
Divisi:
Tracheophyta
Subdivisi:
Angiospermae
Kelas:
Magnoliophyta
Ordo:
Leguminales
Famili:Papilionaceae
Subfamili:
Faboideae
Bangsa:
Aeschynomeneae
Genus:
Arachis
Spesies:
Arachis hypogeae L.; Arachis tuberosa Benth.; Arachis guaramitica Chod &
Hassl.; Arachis idiagoi Hochne.; Arachis angustifolia (Chod & Hassl)
Killip.; Arachis villosa Benth.; Arachis prostrata Benth.; Arachis helodes
Mart.; Arachis marganata Garden.; Arachis namby quarae Hochne.; Arachis
villoticarpa Hochne.; Arachis glabrata Benth.
Mengingat begitu banyaknya manfaat yang ada pada kacang tanah,
berkorelasi positif terhadap pembudidayaannya. Di Indonesia, kacang tanah tanah
sudah banyak dibudidayakan namun produksi komoditi kacang tanah per hektar
belum mencapai hasil maksimum, beberapa faktor penyebab terjadinya hal tersebut
antara lain pengaruh faktor tanah yang semakin rusak, kurangnya ketersediaan unsur hara
terutama unsur hara mikro serta hormon pertumbuhan. Selain itu juga karena
faktor hama dan penyakit tanaman, faktor iklim, serta faktor pemeliharaan
lainnya.
Oleh
karena itu, makalah ini dibuat agar pembaca dapat mengetahui bagaimana faktor
tanah dan faktor pemeliharaan pada kacang tanah agar mendapat produksi komoditi
secara maksimum. Jika produksi komoditi kacang tanah mencapai target kebutuhan,
maka Indonesia tidak perlu lagi mengimpor kacang tanah untuk memenuhi kebutuhan
akan kacang tanah, karena sebenarnya lahan di Indonesia ini cocok untuk
pembudidayaan kacang tanah.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Bagaimana penyiapan lahan untuk
kacang tanah?
2. Bagaimana pengolahahn tanah untuk
kacang tanah?
3. Bagaimana cara pemupukan untuk
meningkatkan produksi kacang tanah?
4. Bagaimana pengairan yang tepat untuk
kacang tanah?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara penyiapan lahan
untuk tanaman kacang tanah.
2. Untuk mengetahui cara pengolahan
lahan untuk kacang tanah.
3. Untuk mengetahui cara pemupukan untuk
meningkatkan produksi kacang tanah.
4. Untuk mengetahui cara pengairan yang
tepat.
1.4 Manfaat
1. Mengetahui cara penyiapan lahan untuk
tanaman kacang tanah.
2. Mengetahui cara pengolahan lahan
untuk kacang tanah.
3. Mengetahui cara pemupukan untuk
meningkatkan produksi kacang tanah.
4. Mengetahui cara pengairan yang tepat.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Kacang tanah merupakan
tanaman polong-polongan dari family fabiodeae yang juga merupakan tanaman
penting dari keluarga polong-polongan kedua setelah tanaman kedelai. Kacang
tanah merupakan salah satu tanaman tropic yang tumbuh secara perdu yang
memiliki tinggi 30 – 50 cm dan tanaman yang mengeluarkan daun yang kecil. Kacang
tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan,
tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang
Indian (suku asli bangsa Amerika). Di Benua Amerika penanaman berkembang yang
dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang Tanah ini pertama kali masuk ke
Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis (Batavia
Reloed, 2012).
Kacang tanah memiliki
beberapa manfaat yang paling banyak kacang tanah digunakan sebagai bahan
makanan oleh masyarakat tetapi begitu banyaknya konsumsi kacang tanah di dalam
masyarakat kurang dapat memenuhi konsumsi kacang tanah sehingga produksi kacang
tanah mengalami penurunan selain memiliki kebutuhan yang banyak. Kacang tanah
sebagai bahan makanan yang paling banyak digunakan oleh bahan baku industry
yang diubah dengan bentuk lain seperti kacang atom, rempeyek, manisan dan
lain-lain (Pitojo, 2005). Selain itu, sisa hasil kacang tanah yang tidak
dipakai dapat digunakan sebagai makanan ternak sehingga seluruh bagian dari
kacang tanah dapat digunakan sebagai bahan baku makanan industri maupun pakan
ternak.
Peninggkatan produksi
kacang tanah dilakukan dengan berbagai cara seperti perluasan penanaman kacang
tanah sehingga memiliki produksi yang baik dan lain-lain tetapi kendala dalam
budidaya kacang tanah begitu banyak seperti kendala lahan yang banyak digunakan
sebagai perumahan, kendala dari hama dan penyakit tanaman. Sebenarnya tanaman
kacang tanah memiliki sifat yang tidak rentang serangan karat daun jika
digunakan dari varietas yang tahan terhadap karat daun (Hidayat, dkk, 2004).
Dalam membudidayakan kacang tanah sebenarnya susah-susah gampang jika para
petani memperhatikan hal-hal dan syarat yang penting diperhatikan dalam proses
budidaya tanaman. Berikut ini beberapa syarat untuk pertumbuhan kacang tanah
yang harus diperhatikan:
1. Iklim
a)
Curah
hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan
bunga sulit terserbuki oleh serangga dan akan meningkatkan kelembaban di
sekitar pertanaman kacang tanah.
b)
Suhu
udara sekitar 28-320C. Bila suhunya di bawah 100C, pertumbuhan tanaman akan
terhambat, bahkan kerdil.
c)
Kelembaban
udara berkisar 65-75 %.
d)
Penyinaran
matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya
kacang.
2. Media Tanam
a)
Jenis
tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertekstur ringan dan subur.
b)
pH
antara 6,0-6,5.
c)
Kekurangan
air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati.
d)
Drainase
dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan
kacang tanah.
3. Ketinggian Tempat
Ketinggian
penanaman optimum 50 - 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh di bawah ketinggian
1.500 m dpl.
(Prabowo, 2011)
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Penyiapan
Lahan
Penyiapan lahan merupakan cara untuk
menyiapkan lahan yang akan digunakan dalam proses budidaya tanaman yang
meliputi kegiatan seoerti pembukaan lahan, pembuatan bedengan untuk tanaman dan
pembersihan dari gulma. Tujuan dari penyiapan lahan ini adalah untuk membuka
dan membersihkan lahan dariberbagai tanaman yang tidak diinginkan sehingga
dapat digunakan dalam proses budidaya tanaman. Jika pembukaan lahan tidak
dilakukan maka tanaman akan terganggu dalam proses pertumbuhannya karena tidak
ada pengendalian gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman karena gulma
merupakan tanaman yang tidak diinginkan tumbuh dan dapat sebagai inang dari
penyakit dan hama tanaman serta dapat mengeluarkan senyawa toksin bagi tanaman.
Penyiapan lahan yang harus
diperhatikan adalah dari tanamannya karena jika tanaman yang akan dibudidayakan
jika terdapat gulma disekitar tanaman maka akan dapat berpengaruh dalam proses
pertumbuhan tanaman. Sedangkan dari aspek tanah yang diperhatiakan merupakan penggunaan
lahan sebulum tanaman kacang tanah dibudidayakan karena jika lahan tersebut
digunakan oleh tanaman legume lainnya maka sebaiknya dilakukan penamban bahan
organic karena kacang tanah ini juga dapat berasosiasi dengan mikroorganisme
terutama rhizobium sp. sehingga jika
tanaman sebelumnya adalah kedelai maka perlu penambahan bahan organic yang
dapat menyediakan tanaman berbagai unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman
karena kebutuhan unsur hara bagi tanaman memiliki perbedaan.
Teknik persiapan lahan untuk tanaman
kacang tanah dilakukan dengan cara pembersihan area yang akan ditanami oleh
kacang tanah, pencangkulan yang dilakukan dapat mencabut akar tanaman yang
tidak diinginkan (gulma) yang berada disekitar areal lahan sehingga lahan
bersih dari berbagai tanaman yang tidak diinginkan dan juga pengukuran lahan
yang akan digunakan karena dapat menghitung jumlah populasi kacang tanah yang
akan digunakan sehingga dapat menghemat biaya dan juga dapat menghemat
penggunaan benih kacang tanah.
3.2 Pengolahan
Tanah
Pengolahan
tanah merupakan salah satu kegiatan membalikkan tanah dengan cara mekanik
maupun manual sehingga dapat menciptakan suasana tanah yang gembur (memiliki
tekstur yang relative halus) dan memudahkan dalam proses penanaman tanaman
serta menguraikan endapan-endapan sisa pemupukan dari penanaman sebelumnya.
Untuk kegiatan konservasi tanah dan air dilakukan pengolahan lahan yang
relative sedikit atau sesuai dengan kebutuhan dari setiap tanaman sehingga
tidak menimbulkan kerusakan bagi tanah dan air. Tujuan dari pengolahan tanah
ini sebagai penopang kehidupan tanaman
yang dibudidayakan dan perbaikan sifat fisik tanah serta pemberantasan tanaman
yang tidak diinginkan (gulma) (Muzzakir, 2010).
Manfaat
dari pengolahan tanah ini adalah sebagai kegiatan yang membalikkan tanah untuk
penguraiaan endapan-endapan bahan pupuk yang tidak dapat dimanfaatkan oleh
tanaman sebelumnya sehingga mengurai ke udara dan dapat dimanfaatkan oleh
tanaman yang akan dibudidayakan, pembersihan dari tanaman yang tidak diinginkan
(gulma) sehingga gulma tersebut dapat mati dan tertimbun dalam tanah yang
akhirnya dapat bermanfaat sebagai pupuk organic yang akan memperbaiki kondisi
dalam tanah dan memudahkan dalam proses penanaman bibit karena tanah yang telah
dilakukan pengolahan tanah memiliki tekstur yang relative gembur sehingga dapat
membantu tanaman dalam proses pertumbuhan dan membantu akar tanaman dalam
mencari air dan mineral yang dibutukkan oleh tanaman. Sedangkan untuk kerugian
dari pengolahan tanah adalah dapat memudahkan untuk erosi karena perubahan
tekstur sehingga tanah mudah tererosi dan menumbuhsuburkan gulma karena jika
tanah yang banyak menumbuhkan gulma jika gulmanya tidak dihilangi atau dicabut
maka akan tumbuh kembali jika langsung dibenamkan dalam tanah.
Untuk
proses pengolahan tanah yang harus diperhatikan adalah tanaman yang digunakan
dan sifat fisik dari tanah tersebut. Tanaman yang digunakan dalam pengolahan
tanah perlu diperhatikan karena setiap tanaman untuk tumbuh dan berkembang
memiliki perbedaan dalam kedalam tanah yang akan diolah secara mekanik
contohnya saja pada tanaman kacang tanah memiliki kedalam bajak tanah atau
pengolahan lahan sedalam 20-30 cm. untuk sifat fisik dari tanah perlu
diperhatikan karena pada pengolahan tanah adalah cara untuk membuka tanah jika
tanah yang memiliki sifat fisiknya gembur maka pengolahan tanah tidak perlu
dilakukan ataupun digunakan proses pengolahan tanah dan jika tanah memiliki
sifat fisik yang keras maka tanah tersebut perlu dilakukan pengolahan tanah.
Macam-macam
dari pengolahan tanah dapat dibagi menjadi 2 yaitu Pengolahan tanah dalam
bentuk larikan memotong lereng atau dengan mencangkul sepanjang larikan untuk
memudahkan penanaman dan tanpa olah tanah adalah sistem di mana permukaan tanah
hanya dibersihkan dari gulma baik secara manual maupun dengan menggunakan
herbisida (Muzzaki, 2010). Untuk pengolahan tanah dalam bentuk larikan memotong
tersebut dapat didasarkan kedalaman air tanag yang terdapat didalam tanah yaitu
terdapat sumber air yang dalam biasanya hal tersebut dilakukan pada tanah
kering yang sulit mendapatkan air tanah yang hanya mengandalkan hujan yang
bertujuan untuk menampung air sebanyak munggkin didaerah sekitar bedengan atau
areal penanaman sedangkan untuk tanpa olah tanah digunakan berdasarkan kedalam
air yang ada karena sisitem olah tanah ini berada pada lahan yang melimpah air
seperti tanah gambut.
Pada
tanaman kacang tanah dilakukan pengolahan tanah dengan kedalam 20-30 cm untuk
mendukung pertumbuhan optimum kacang tanah yang menggunakan sistem bedengan
dengan ukuran bedengan 10-20 m atau dapat juga 2-10 m. Untuk tanaman kacang
tanah pengolahan tanah dilakukan dengan cara manual seperti pencangkulan dengan
menggunakan tenaga manusia. Untuk penggunaan tenaga mesin tidak dilakukan
karena dapat menimbulkan dampak negative pada tanah terutama sifat fisik
seperti kadar air tanah, Bulk Density, dan ketahanan tanah dalam penetrasi dari
luar sedangkan pada kacang tanah dapat berakibat jumlah polong semakin sedikit,
dan berat polong semakin ringan (Iqbal, dkk, 2008).
3.3 Pemupukan
Pemupukan
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menambah kebutuhan unsur hara dalam
tanah dengan cara pemberian senyawa dari luar sehingga dapat memenuhi kebutuhan
unsur hara bagi tanaman dan meningkatkan produksi tanaman tersebut. Pemupukan
dapat dibagi menjadi 2 macam jenis menurut pembentukannya yaitu pupuk organic
dan pupuk anorganik (Nurwardani, 2008). Nurtisi merupakan komponen atau
subtansi baik organic maupun anorganik yang dibutuhkan oleh organisme untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan tubuh tanaman tersebut. Pupuk organic merupakan
pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman atau organisme lain yang mati yang
mengalami proses dekomposisi oleh bantuan mikroorganisme. Pupuk anorganik
merupakan pupuk yang dihasilkan dari proses senyawa kimia buatan manusia yang
sekarang banyak digunakan oleh petani. Tujuan pemupukan yaitu menambah
kandungan unsur hara yang ada dalam tanah sesuai kebutuhan tanaman untuk tumbuh
dan berkembang sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman tersebut.
Pemupukan
memiliki beberapa manfaat dan kerugian. Manfaat dari pemupukan adalah
meningkatkan ketersediaan unsur hara yang ada dalam tanah, dapat memperbaiki
sifat kimia dan fisik tanah, sebagai bahan makanan bagi mikroorganisme tanah
dan lain-lain. Untuk kerugian dari pemupukan yaitu dapat bersifat racun bagi
tanaman karena kelebihan pupuk yang digunakan, menghasilkan senyawa yang tidak
dapat digunakan oleh tanaman dan lain-lain.
Usaha
dalam meningkatkan produksi tanaman salah satunya dengan cara pemupukan untuk
menambahkan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Faktor-fakto yang perlu
diperhatikan dalam proses pemupukan adalah faktor iklim, tanaman dan sifat
tanah yang akan dipupuk. Faktor iklim yang perlu diperhatikan adalah curah
hujan karena curah hujan ini menentukan kebutuhan pupuk yang akan masuk dan
dapat terserap oleh tanah serta digunakan oleh tanaman dalam proses
pertumbuhannya. Faktor tanaman perlu perhatian khusus karena pada hakikatnya
kebutuhan pupuk pada setiap tanaman berbeda sehingga dapat menentukan efisiensi
biaya dan kebutuhan pupuk dalam satu hektar pertanaman. Faktor tanah juga dapat
menentukan kebutuhan pupuk yang digunakan jika tanah yang memiliki jenis banyak
mengandung unsur hara maka pemupukan tidak disarankan karena jika ditambahkan
pupuk maka akan bersifat racun bagi tanaman yang akan dibudidayakan dan
sebalikknya begitu.
Cara
pemupukan dibagi menjadi 2 dilihat dari cara inputnya yaitu cara pemupukan
lewat akar dan cara pemupukan lewat daun. Untuk cara pemupukan lewat akar
merupakan salah satu kegiatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan unsur
hara bagi tanaman melalui akar yang ada dalam tanah. Cara ini dapat dibagi
sebagai berikut: disebar
(broad casting), ditempatkan di antara larikan atau barisan, ditempatkan dalam
lubang. Sedangkan untuk cara pemupukan lewat daun merupakan cara penambahan
nutrisi bagi tanaman yang dibutuhkan oleh tanaman melalui daun tanaman yang
diserap oleh pori-pori daun tersebut.
Untuk
tanaman kacang tanah awal dalam budidaya tanaman ini dilakukan pengapuran. Pengapuran
dilakukan terhadap tanah-tanah yang memiliki pH yang rendah. Pengapuran ini
dilakukan untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat
masam, perlu dilakukan pengapuran. Dosis yang biasa digunakan untuk pengapuran
pada saat pembajakan adalah 1-2,5 ton/ha dicampurkan dan diaduk hingga merata.
Pengapuran ini sebaiknya dilakukan 1 bulan sebelum tanam.
Pemberian
pupuk hayati MiG-6PLUS saat pratanam (3 hari sebelum tanam).pemberian pupuk
hayati MiG-6PLUS dilakukan dengan cara di semprot atau disiramkan secara merata
pada permukaan lahan, dosis yang dibutuhkan adalah 2 liter per hektar. Pada
lahan kering, aplikasi MiG-6PLUS sebaiknya dilakukan pada sore hari.
Pemupukan
pada tanaman kacang tanah ini digunakan jenis dan dosis pupuk setiap hektar
yang dianjurkan adalah Urea=60–90 kg ditambah TSP=60–90 kg ditambah KCl=50 kg.
Semua dosis pupuk diberikan pada saat tanam. Pupuk dimasukkan di kanan dan kiri
lubang tugal dan tugal dibuat kira-kira 3 cm (Batavia reload, 2012).
3.4 Pengairan
Pengairan
merupakan salah satu kegiatan dalam produksi tanaman yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan air bagi tanaman karena air merupakan salah satu sumber
kehidupan yang penting bagi setiap makhluk hidup. Setiap tubuh makhluk hidup
80% disusun oleh air. Dalam pertanian pengairan digunakan untuk membantu pupuk
larut dan berubah menjadi ion yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman dan membantu
tanaman dalam berbagai proses dalam tubuh tanaman tersebut.
Pengairan
yang dilakukan oleh para petani memiliki beberapa manfaat seperti memudahkan
pupuk yang digunakan larut dan segera digunakan oleh tanaman, membantu proses
metabolisme dalam tubuh tanaman dan lain-lain (Santoso, dkk, 2007). Sedangkan
untuk kerugian dari pengairan yaitu dapat membusukkan akar tanaman karena
kelebihan air dan proses metabolisme dalam tubuh tanaman terhenti karena semua
metabolisme dalam tanaman dibantu oleh air jika terhenti maka tanaman dapat
layu dan pertumbuhannya dapat terganggu.
Faktor
yang mempengaruhi dalam proses pengairan adalah faktor iklim, faktor tanaman
dan faktor sifat tanah atau lahan. Faktor iklim pada proses pengairan sangat
berpengaruh terutama curah hujan dan intensitas matahari. Curah hujan yang
tinggi memiliki ketersedian air yang tinggi sedangkan curah hujan yang lebih
rendah mempengaruhi ketersediaan air dalam tanah. Untuk intensitas matahari
berpengaruh dalam hal evaporasi dari dalam tanah karena intensitas yang tinggi
sehingga ketika intensita tinggi maka akan meningkatkan evaporasi dalam tanah.
Faktor tanaman juga dapat berpengaruh dalam pengairan bagi tanaman, ada tanaman
yang tidak tahan terhadap air da nada juga tanaman yang tahan terhadap air maka
jika tanaman tersebut tidak digenangi akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman
tersebut. Faktor tanah berpengaruh terhadap ketersediaan air dalam tanah dan daya
ikat tanah terhadap air.
Dalam
pengairan tanaman dalam membantu produksi tanaman dilakukan bermacam-macam yang
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Irigasi permukaan
Irigasi
permukaan merupakan irigasi yang umu dilakukan oleh para petani yang
mengandalkan aliran gravitasi. Jadi irigasi ini dilakukan secara bergantian
pada lahan persawahan. Irigasi permukaan dapat dibagi beberapa jenis sebagai
berikut:
a. Irigasi genangan
Irigasi genangan dapat dicirikn
dengan adanya petak sawah yang dilengkapi oleh saluran irigasi yang dibedakan
oleh beberapa sistem yaitu aliran terus-menerus dan aliran terputus-putus.
b. Irigasi alur
Irigasi ini dicirikan sebagai adanya
saluran irigasi yang tedapat gundukan diantara saluraan irigasi yang lainnya.
Alur dari sistem irigasi ini dialirkan air kedalam saluran yang telah dibuat
berharap agar air meresap kedalam gundukan dn membasahi daerah perakaran.
c.
Irigasi
surjan
Irigasi surjan ini dicirikan terdapat
gundukan yang lebar sedangkan alurnya sendiri juga lebar dan pada gundukannya
diusahakan untuk tanaman palawija sedangkan pada alurnya diusahakan tanaman
padi sawah.
2. Irigasi curah
Pada
irigasi ini umumnya menggunakan sumber tenaga pompa untuk membentuk tetesan
atau semprotan yang menyerupai tetesan air hujan ke lahan pertanian. Selain
sisitem ini berguna sebagai sistem irigasi juga dapat berfungsi sebagai
pencegahan pembekuan (untuk daerah suhu rendah) dan mengurangi terjadinya erosi
serta dapat dipergunakan untuk pemupukan.
3. Irigasi tetes
Sistem
irigasi ini didefinisikan sebagai suatu sistem untuk memasok air dan unsur hara
yang tersaring kedalam tanah melalui suatu pemancar untuk memenuhi kebutuhan
air dan hara bagi tanaman yang dibudidayakan.
4. Hidroponik
Hidroponik
pada saat ini banyak dikembangkan tetapi masih banyak juga yang belum
dikembangkan karena biaya yang digunakan mahal. Hidroponik merupakan pengrjaan
atau pengelolaan air sebagai media tumbuh tanaman dan tempat mengambil unsur
hara yang dibudidayakan tanpa menggunakan tanah sebagai tepat tumbuh tegaknya
tanaman (Kusuma, dkk, 2010).
Pengairan
dalam proses pertumbuhan kacang tanah digunakan sistem irigasi permukaan dengan
tipe alur karena tanaman kacang tanah ini merupakan tanaman yang memiliki perakaran
yang dangkal dan selalu menginginkan tanah yang lembab. Tanaman kacang tanah
membutuhkan air pada saat berumur 3 minggu. Pengairan dilakukan dengan
frekuensi yang berbeda-beda pada saat musim hujan dan musim kemarau. Pada saat
musim kemarau digunakan pengairan dengan frekuensi 6-8 kali tetapi pada saat
musim kemarau juga disesuaikan oleh dengan banyaknya hujan yang turun.
Pengairan terhadap bedengan tanaman kacang tanah dapat dilakukan pada saat pagi
hari sekitar jam 6 sampai jam 8 pagi hari atau dilakukan pada setelah jam 15
sore hari (AAK, 1999).
3.5 Konservasi
Tanah dan Air
Penggunaan
lahan pertanian saat ini di Indonesia memiliki menemui berbagai kendala dalam
melakukan oeningkatan produksi tanaman terutama kacang tanah. Peningkatan
produksi kacang tanah saat ini tidak seperti apa yang diharapkan oleh para
petani karena beberapa faktor terutama faktor tanah dan air yang digunakan
dalam penaman kacang tanah saat ini. Faktor tanah dan air ini memiliki peran
yang penting dalam proses produksi tanaman karena saat ini tanah yang digunakan
lahan pertanian semakin sedikit karena perluasan lahan untuk pemukiman penduduk
yang menggunakan lahan-lahan yang produktif untuk pertanian sehingga petani
diharapkan mampu dalam mengolah lahan pertanian yang kurang produktif seperti
lahan kering atau lahan marginal lainnya. Pada kacang tanah penanaman dilahan
miring merupakan salah satu resiko yang dihadapi petani untuk meningkatkan
produksi tanaman ini. Penanaman yang dilakukan petani untuk kacang tanah dapat
dilakukan dengan sistem lorong yang sehingga dapat menahan erosi yang
diakibatkan oleh air hujan yang jatuh. Sistem ini digunakan pada lahan miring
dengan kemiringan 8% sampai dengan 11% dengan menggunakan sistem tumpang sari
dengan tanaman pokok lainnya. Tanaman yang ditanam pada lorongg digunakan
tanaman tahunan seperti sengon, lamtoro dan lain-lain yang bertujuan untuk
menahan air karena memiliki perakaran yang kuat sehingga mampu mengikat air
dalam jumlah yang banyak.
BAB 4 KESIMPULAN
Dari
pembahasan tentang budidaya tanaman kacang tanah dari aspek persiapan lahan,
pengolahan tanah, pemupukan dan perairan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pada persiapan lahan dilakukan dengan
menggunakan alat maupun dengan menggunakan tenaga mekanik dimana awal penyiapan
lahan menghilangkan gulma dari areal pertanaman juga dapat dilakukan pembenaman
gulma kedalam tanah sebagai pupuk hijau.
2. Pengolahan tanah pada setiap tanaman
berbeda-beda tergantung pada jenis tanahnya ada yang dilakukan dengan
pengolahan tanah dan ada juga tanpa olah tanah. Pengolahan tanah bertujuan
untuk membalik tanah agar endapan-endapan unsur hara dapat digunakan oleh
tanaman. Untuk kacang tanah pengolahan tanah sering kali menggunakan tenaga
mekanik seperti traktor tetapi hal tersebut dapat menurunkan hasil produksi.
3. Pemupukan dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pada tanaman kacang tanah
pemberian pupuk dilakukan dengan cara penyebaran pupuk di permukaan tanah atau
bedengan.
4. Pengairan dilakukan untuk mensuplai
kebutuhan air bagi tanaman. Air memiliki manfaat yang bagus baik untuk tanaman
maupun tanah. Pada tanaman kacang tanah pengairan dilakukan dengan irigasi
permukaan dengan tipe galengan.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1999. Kacang Tanah. Yogyakarta: Kanisius.
Batavia
reload. 2012. http://bataviareload.wordpress.com/daftar/pertanian/cara-budidaya-kacang-tanah-yang-baik-dan-benar/. Diakses pada tanggal 01 Februari
2013.
Iqbal, dkk.
2010. Pengaruh Lintasan Traktor dan
Pemberian Bahan Organik Terhadap Pemadatan Tanah dan Keragaan Tanaman Kacang
Tanah. Prosiding Seminar Nasianal Teknik Pertanian: 1-10
Hidayat,
dkk. 2004. Analisis Pengembangan Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Jawa Barat
dari Data Landsat Dengan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Ciltra Digital 1(1):
46-50.
Kusuma,
dkk. 2010. Pengaruh Pupuk Hyponex, Vitabloom dan Grandasil D Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum
esculentum Mill) Varietas Mutiara Dengan Teknik Hidroponik Irigasi Tetes. Bioprospek 7(2): 1-9.
Nurwardani.
2008. Teknik Pembibitan Tanaman dan
Produksi Benih Jilid 1 Untuk SMK. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Pitojo.
2010. Benih Kacang Tanah. Yogyakarta:
Kanisius.
Prabowo.
2011. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kacang-tanah.html. Diakses pada tanggal 02 Februari
2013.
Santoso, dkk. 2007. Pengaruh
pH dan Konsentrasi CaCl2 Terhadap Kemampuan Tanah Mineral Masam
Dalam Menjerap Fosfat (The Effect Of Ph and Cacl2 Concentrations On The
Ability Of Acid Mineral Soil To Absorb Phosphate). Sains dan Terapan Kimia 1(2):
69 – 75.
waw sangat bermanfaat trimkasih sudah berbagi info pertanian secara online,
BalasHapuskunjungi balik cara ternak ayam kampung
Produk kami mencakup terpal plastik siap pakai, terpaulin, cover truk, cover kapal, cover mesin, tenda cafe, tenda kerucut / tenda sarnavil, tenda peleton / tenda penampungan, tenda lipat, jaring anggrek, polynet, waring, tambang PE / PP, plastik cor, kantung jenazah,tambang,terpal rollan dsb-nya.
BalasHapusUntuk informasi
Bisa email ke tommyindoterpal@gmail.com
Mobile:0813-8061-3685